UIN Walisongo Online, Semarang – Keluarga besar Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan kegiatan istighosah dan doa bersama dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Acara yang diikuti oleh para jajaran pimpinan di lingkungan UIN Walisongo beserta seluruh santri ma’had al-Jami’ah ini berlangsung dengan khidmat di Masjid Al-Fithrah Kampus II UIN Walisongo Semarang, pada (21/10) setelah pelaksanaan salat Isya’ berjamaah.
Istighosah yang dipimpin langsung oleh Pengasuh Ma’had Al-Jami’ah UIN Walisongo Semarang, Dr. KH. Ahmad Muthohar, M.Ag., ini merupakan bentuk refleksi spiritual dan munajat kepada Allah SWT untuk keselamatan, kemajuan bangsa, dan keberkahan bagi lembaga Pendidikan, khusunya UIN Walisongo. Kegiatan ini juga menjadi momen untuk mengenang peran historis para santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional sekaligus mendo’akan para syuhada yang telah gugur medahului demi mempertahankan kesatuan republic Indonesia dan Agama.

Ikut hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Badan Amalan Islam UIN Walisongo. Dalam sambutannya, M. Sirojudiin Munir, S.Ag., M.M. menyampaikan pentingnya peran santri sebagai agen perubahan yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki integritas kebangsaan yang kuat. “Hari Santri Nasional adalah pengingat akan dedikasi para santri dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui istighosah ini, kita memohon agar para santri Ma’had Al-Jami’ah khususnya, dan santri seluruh Indonesia pada umumnya, senantiasa diberikan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan ulama dan berkontribusi nyata bagi kemaslahatan umat,” ujarnya.
Menurutnya, secara historis bangsa ini tidak terpisahkan dengan kaum santri karena mengingat kontribusi besat terahadap kemerdekaan Republik Indonesia, seperti KH. Hasan Asy’ari yang mencetuskan resolusi jihad pada tanggal 22 oktober 1945 sebagai mengobar semangat rakyat Indonesia untuk melawan penjajah, maka menjadi sangat tidak beralasan ketika ada sebagian warga negara Indonesia yang menganggap remeh dan memarjinalkan kaum santri hanya, itu dikarenakan karena mereka tidak melihat secara utuh keberaan pesantren yang menanamkan nilai-nilai keilmuan dan akhlaq mulia sebagai landasan hidup berbangsa, imbuhnya.
istighosah yang dipenuhi lantunan zikir dan doa terasa sangat hidmah dan khusu’, memperkuat ikatan spiritual seluruh jamaah yang hadir. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat keislaman, keindonesiaan, dan kepedulian sosial di kalangan santri Ma’had Al-Jami’ah UIN Walisongo Semarang.
Acara ditutup dengan doa penutup yang diamini oleh seluruh jamaah, menandai komitmen bersama untuk menjadikan peringatan Hari Santri Nasional sebagai momentum untuk memperbaharui tekad menjadi generasi penerus yang berakhlak mulia dan berwawasan luas.
Istighosah tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh UIN Walisongo Semarang, dimana sebelumnya telah dilaksanakan keagiatan periksa kesehatan gratis untuk umum dan khataman al-Qur’an dan pada puncaknya diselenggarakan Apel Hari Santri di Halaman Ma’had Al-Jami’ah pada tanggal 22 Oktober.

HMS.