Keadaan Perekonomian Desa Wonoasri Saat Pandemi Covid-19

Keberadaan desa wonoasri terletak di kecamatan pringapus, kabupaten semarang. Dimana warga nya yang mayoritas berprofesi sebagai buruh pabrik tak hanya itu sebagaian warga lain yang memilih untuk berhenti bekerja sebagai boroh pabrik kini mendirikan konveksi sebagai penjahit dirumah, tak kalah dari buruh pabrik seorang penjahit rumahan pun berpenghasilan yang terbilang cukup lumayan besar karena permintaan orderan setiap orang yang berbeda terlebih jika saat akan kenaikan kelas dimana kebanyakan anak memiliki baju yang kekecilan di krlas sebelumnya, juga disaat lebaran akan tiba pasti banyak sekali orang-orang yang datang untuk menjahitkan baju sesuai dengan model permintaan.

Seperti ibu karsini ini, beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai penjahit di kegiatan setiap hari nya. Suaminya bapak suryadi adalah seorang buruh pabrik di daerah dekat rumah. Profesi nya menjadi seorang penjahit konveksi di rumah dulu beliau sebelum menikah adalah seorang karyawan pabrik sama seperti sang suami, namun setelah menikah beliau memutuskan untuk berhenti dan berkarir dalam bidang menjahit di rumah.

Namun, saat pandemi covid-19 datang perekonomian ibu karsini pun mulai menurun secara drastis hingga 65% dari pendapatannya sebelum covid-19 datang. Dimana banyak sekali konsumen yang ingin menempah pakaian namun mengulur pembayaran pun pembelian kain dan aksesoris lainnya semakin meningkat dikarenakan covid-18 juga pajak pemerintah yang diberikan disetiap barang. Hal itu membuat beliau haruslah terus memutar otak bagaimana caranya terus menjahit dengan penghasilan yang terbilang kecil dan tak menentu.

“Krust dari pedagang kain dan aksesoris meningkat, saya pun menaik kan harga di setiap orderan dan itu tidak signifikan maka dari itu saya pun berpikir bagaimana cara konsumen tetap senang dengan hasil jahitan saya pun dengan harga yang sedikit lebih tinggi dari biasanya” ucap ibu karsini (17/11) bagi UMKM kecil seperti beliau pada masa pandemi ini adalah keadaan yang sangat buruk terlebih pendapatan yang diperoleh tidak lah seberapa.

Orderan yang biasa di dapat saat pandemi covid-19 ini memanglah menurun tetapi tidak sampai membuat beliau berhenti dari menjahit karena sesekali ada orang datang untul menempah baju yang sekiranya kekecilan, itu pun pembayaran tidak dilakukan di awal seperti sebelum pandemi dan hal itu terkadang membuat ibu karsini merasa iba juga memaklumi akan keadaan ekonomi konsumen-konsumen yang datang menempa baju padanya. Tak hanya ibu karsini, ternyata hampir seluruh penjahit konveksi UMKM rumahan merasakan dampak pandemi covid-19 dengan banyak nya penurunan hasil yang diperoleh dari menjahit.

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *