Nyadran kubur (Bersih Kubur) Tradisi Masyarakat di Kelurahan Kandri

Sudah menjadi tradisi masyarakat di Kelurahan Kandri, bahwasannya bersih kubur merupakan salah satu giat gotong royong masyarakat di Kelurahan Kandri. Kegiatan bersih kubur dilaksanakan tiap kamis kliwon menjelang bulan rajab, di makam Tanjung Sari.

Kegiatan ini di selenggarakan oleh tiap RW, Mahasiswa KKN MIT DR 13 Kelompok 54 UIN Walisongo Semarang ikut andil dalam membersihkan makam dan syukuran nyadran kubur di RW 01.IMG-20220215-WA0001

Bersih kubur merupakan salah satu kearifan lokal yang kaya akan nilai-nilai berwawasan kesehatan spiritual yang masih terjaga hingga kini.

Diantara tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menjaga kebersihan lingkungan makam sekaligus sebagai pengingat bahwa manusia akan kembali ke kubur atau kembali kepada sang Pencipta.

Dalam kegiatan nyadran kubur juga terdapat syukuran. Seperti pembacaan yasin dan tahlil, diba’an serta pengajian. Masyarakat yang mengikuti acara syukuran nyadran kubur membawa bekal atau nasi yang nantinya setelah selesai syukuran akan di bagikan lagi kepada warga yang mengikuti acara syukuran nyadran kubur.

Pembacaan yasin tahlil dan diba’an dilaksanakan di pagi hari lalu malam harinya di lanjut dengan acara pengajian umum yang diikuti oleh warga setempat. Adapun pengajian tersebut bertemakan “Nyadran Kubur Sekaligus Menyambut Datangnya Bulan Rajab (Isra’ Mi’raj)”

Terdapat filosofi dalam kegiatan nyadran kubur atau bersih kubur. Bersih merupakan sebuah perintah agama yang mengajarkan manusia untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Karena kebersihan merupakan sebagian dari Iman.

Menjaga kebersihan lingkungan dalam tradisi bersih kubur dilakukan dengan membersihkan area makam.

filosofi tradisi bersih kubur tidak hanya melulu mengenai kebersihan dan kesehatan lingkungan kubur. Akan tetapi juga mencakup tentang kebersihan hati dan kesehatan jiwa.

Kita sebagai manusia tidak boleh lupa untuk bersyukur atas anugerah yang telah diberikan Tuhan, maka harus ingat kalau kita juga akan meninggal dunia.

Sehingga diadakan nyadran kubur agar seimbang antara mengingat sumber kehidupan dan tujuan hidup (meninggal dunia).

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *