Efektifkah GoGreen didaerah dataran tinggi?

Istilah go green beberapa tahun terakhir ini memang mulai populer dikumandangkan dan berhasil menarik perhatian warga masyarakat di dunia. Pada dasarnya, Go Green merupakan tindakan penyelamatan bumi demi menjaga bumi dari pengaruh pemanasan Global dan kerusakan lingkungan yg di sebabkan oleh manusia. Akan tetapi, Kepopuleran konsep go green tidak hanya sebatas gerakan penghijauan, penyelamatan dan pengembalian bumi semata. Jiwa dan raga go green berhasil merasuki bidang – bidang lain, salah satu contoh adalah di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang yang mengusung semangat “WeGreen : kampus hijau”. Hal ini yg tidak lain bertujuan untuk mengenalkan remaja-remaja tentang konsep GoGreen, bahwasanya GoGreen itu bukan hanya menanam dan tidak membuang sampah sembarangan akan tetapi dengan pengertian yg lebih luas lagi bahwasanya GoGreen itu dapat dimulai dari hal-hal yang sederhana dilingkungan sekitar.

Kesadaran untuk bersedia turut serta menjaga dan melestarikan alam semesta beserta isinya dan bukan membiarkan kerusakan harus mulai ditanamkan pada masing-masing pribadi kita Karena GoGreen terbukti efektif dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan pendapat yg mengatakan bahwa GoGreen terbukti efektif terhadap daerah yg sudah tereksploitasi dan tercemar, tetapi tidak untuk daerah yang subur atau memiliki banyak tanaman pohon seperti daerah dataran tinggi.

Manfaat GoGreen di daerah dataran tinggi.

Dataran tinggi pada dasarnya memang sudah menjadi lingkungan hijau yg sangat ideal untuk di tinggali. Banyak pepohonan tinggi yang melindungi dari sinar matahari serta menghasilkan oksigen membuat daerah dataran tinggi cenderung lebih sehat dan baik untuk kesehatan. Hal ini pula yang menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas GoGreen didaerah dataran tinggi.

Seperti contoh yaitu desa Pagertoyo yang berada di daerah dataran tinggi. Dikelilingi oleh pepohonan yang rindang membuat desa pagertoyo memiliki suasana yang segar dan bebas polusi. Lantas apakah masih perlu untuk melakukan Go Green?

Para penduduk desa Pagertoyo mayoritas merupakan penambang batu. Hal ini membuat desa Pagertoyo memiliki beberapa tebing yg curam dan rawan longsor karena kurang nya pepohonan yang menopang tanah di sekitar tebing tersebut. Selain menghasilkan oksigen, tanaman hijau terutama pohon memiliki akar yang kuat untuk menopang tanah. Semakin banyak pepohonan yang tumbuh di suatu lahan, maka semakin kuat pula akar yg menopang tanah tersebut dan hal ini tentu saja mengurangi kemungkinan terjadinya tanah longsor di daerah tersebut.

Tidak hanya tanaman pohon yang bersifat protektif, melindungi dari angin kencang sehingga pepohonan tidak tumbang dan menopang tanah agar tidak longsor. Tanaman buah pun memiliki manfaat yang tidak kalah baik dari tanaman pohon meskipun di tanam di dataran tinggi. Mayoritas penduduk dataran tinggi yang sangat suka bertani dan berkebun tentunya kesulitan dalam mengatasi hama seperti monyet, musang dan binatang lain, dan Tanaman buah dapat menjadi pengalihan untuk hama-hama tersebut. Dengan menanam banyak tanaman buah seperti pohon jambu, pohon sirsak, pohon mangga di lahan yang jauh dari perkebunan milik warga akan mengalihkan perhatian dari hama-hama tersebut. Selain itu, dapat pula dengan cara menanam tanaman buah di lahan yang berada di pinggiran hutan agar monyet, musang dan binatang lainnya tidak sampai masuk ke pemukiman warga dan juga perkebunan warga untuk mencari makanan karena pasokan makanan tersebut sudah di sediakan oleh tanaman buah yang ditanam di pinggir hutan tadi.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *