Entrepreneur Sebagai Alternatif Profesi, WCC Bekali Calon Alumni Melalui Kegiatan Pra Wisuda

UIN Walisongo Online, Semarang – UIN Walisongo Semarang melalui unit Walisongo Career Center (WCC) melakukan pembekalan kepada 1.085 calon wisudawan periode Februari 2024. Acara ini dipandu oleh Nahnu Robid Jiwandono, M.Pd. dan dilaksanakan pada Selasa, (6/2/2024) di Gedung Prof Tgk. Ismail Yaqub Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.

Pembekalan wisuda diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Sayyidah, berkaitan dengan tracer study. Beliau menjelaskan bahwa “tracer study merupakan salah satu alat penting untuk program peningkatan berkelanjutan”. Kualitas yang lebih baik dari waktu ke waktu menjadi target capaian karena munculnya masukan dari sinyal pasar dan tanggapan alumni tentang kinerja perguruan tinggi. Tracking kinerja alumni juga penting untuk memberikan informasi tentang kinerja pendidikan yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi. Semakin tinggi daya serap lulusan dan semakin sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menunjukkan kekuatan institusi dalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan (matching job market). Hal ini juga dikaitkan dengan tingkat entrepreneur yang diciptakan lulusan pendidikan tinggi, yaitu sebagai pencipta pekerjaan. Selanjutnya, data yang diperoleh dari tracer study ini digunakan untuk mengembangkan rencana strategis dalam pengelolaan UIN Walisongo Semarang, termasuk pengembangan kurikulum program studi.

WhatsApp Image 2024 02 06 at 09.20.27 1024x462 1

Narasumber kali ini adalah Bapak Jamal Luthfi, S.Fil.I., M.M., yang merupakan alumni UIN Walisongo Semarang, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora. Beliau menyampaikan bahwa minimnya lowongan PNS sementara lulusan berbagai universitas yang begitu banyak, membuat seseorang harus dapat survive, dan memilih alternatif profesi, misalnya teknokrat, intelektual/akademisi, dan entrepreneur. Jika seseorang memilih profesi entrepreneur, maka dapat menerapkan beberapa prinsip, yaitu (1) ada tujuan dan mimpi sebagai visi misi, (2) berani mengambil risiko, (3) ketrampilan managerial, (4) kreativitas dan inovasi, (5) memiliki pola pikir lebih jauh ke depan, (6) membangun relasi dan networking.

“Contoh terbaik dari kewirausahaan adalah memulai usaha bisnis baru. Para entrepreneur seringkali dikenal sebagai sumber ide-ide baru atau inovator, dan membawa ide-ide baru ke pasar dengan menggantikan ide-ide lama dengan penemuan baru”, tuturnya. Menjadi seorang entrepreneur, dapat diawali dengan memiliki dan mengembangkan mindset yang benar, memilih secara selektif bidang entrepreneur yang akan ditekuni, mencari referensi sebanyak banyaknya, dan belajar pada mentor dengan lingkungan yang positif. Selain itu, untuk dapat berhasil dalam dunia entrepreneurship, maka diperlukan kemauan yang keras, perjuangan yang tidak kenal lelah, kesediaan menghadapi berbagai kemungkinan, menggunakan proses pikiran positif, supel dalam bergaul, dan yakin akan pekerjaan yang dilakukannya. Diakhir acara, beliau menyampaikan “asahlah diri agar menjadi pribadi yang tajam dan peka terhadap permasalahan dan peluang yang ada.”

Diketahui bahwa selain sebagai dosen kewirausahaan dan bisnis, beliau juga memiliki beberapa usaha, diantaranya CV. Kreasi Japarais (direktur), PT. Kaje Global Korsindo (komisaris utama), Kaje Preneur Academy (direktur), owner Kopi Kaje, Kaje Property, dan Kaje Rent Furnt, serta tergabung dalam beberapa organisasi, diantaranya adalah Yayasan Kaje Bakti Generasi sebagai ketua dan ISMI (Ikatan Saudagar Muslim Indonesia) sebagai wakil sekretaris.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *