Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram Dari Rumah (KKN MIT DR) Kelompok 45 UIN Walisongo Semarang mengadakan program edukasi berbasis webinar melalui Google Meet. Webinar yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Agustus 2021 tersebut bertemakan “Implementasi Moderasi Beragama dalam Bingkai Keberagaman” yang di narasumberi oleh KH. Sugeng Romadlon (Pengasuh dan Founder Of Komunitas Santri Ndalan 99) dan Novian Atmaja (Pengurus Pemuda Gereja Kristen Indonesia).
Acara yang dilaksanakan secara virtual tersebut, juga dihadiri oleh bapak Dr. Ling. Rusmadi, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 45 dan bapak M. Rikza, C. M.Si sebagai kepala Pusat PPM LP2M UIN Walisongo Semarang serta diikuti oleh puluhan peserta umum lainnya.
Saat webinar tersebut berlangsung, banyak penyampaian beberapa materi terkait moderasi beragama, khususnya dalam aspek pengimplementasian nilai-nilai moderasi beragama dalam bingkai keberagaman. Menurut KH. Sugeng Romadlon, adanya webinar ini sangat bermanfaat baik untuk pelajar, mahasiswa hingga kalangan masyarakat, karena hal ini dapat digunakan sebagai bekal kita untuk hidup bermoderasi.
“Dalam hal ini, agama juga merupakan salah satu faktor penting sebagai landasan untuk mengimplementasikan sikap moderasi beragama, karena agama merupakan kontrol kehidupan bagi masyarakat. Moderasi agama adalah pelaksanaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa, dimana pancasila dan UUD tersebut menjadi kalimatun sawa (titik temu). Dan Indonesia merupakan Darul Mitsaq (negara yang tercipta dengan adanya kesepakatan), bukan dengan perbedaan belaka”. Tuturnya.
Kemudian beliau melanjutkan substansinya, bahwa moderasi beragama ini dapat juga dilakukan dengan mengaplikasikan sikap Wasatiyyah, yang berarti memiliki sikap i’tidal atau adil terhadap agama, suku, dan budaya. Juga harus disertai dengan sikap tawazun atau seimbang. Sehingga dengan sikap tersebut dapat menciptakan umat yang adil, tidak berlebihan dan tidak sembrono dalam segala hal.
Di penghujung acara, beliau memberikan clossing statementnya. Bahwa terdapat beberapa solusi yang dapat dilakukan agar implementasi bisa berjalan di masyarakat. Salah satunya yakni dimulai dari pembelajaran agama secara utuh dan tuntas. Kemudian disambung dengan menyadari bahwa Indonesia merupakan negara Darul Mitsaq.
“Maka dengan adanya sikap tersebut, tidak akan terjadi suatu sikap kekerasan dan intoleran. Serta akan menciptakan sikap moderasi agama yang lebih komprehensif dan lebih baik kedepannya agar negara Indonesia tetap harmonis dan terjaga persatuannya”. Imbuhnya.
mbois