Kunjungan Tim KKN UIN Walisongo Semarang ke Tempat Produksi Lanting Singkong Khas Desa Karangjengkol

Karangjengkol, Cilacap – Tim KKN UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke tempat produksi lanting singkong di Desa Karangjengkol, Cilacap pada Jumat, (15/10/2021). Pemilik tempat produksi lanting singkong bernama Turwati. Turwati menjalankan usaha tersebut bersama suami sejak 12 tahun yang lalu.

Lanting singkong milik Turwati sangat khas karena bahan utamanya asli dari singkong dan tidak ada campuran bahan utama lainnya seperti lanting pada umumnya yang memakai campuran tepung.

Sesampainya di tempat produksi, Tim KKN UIN Walisongo Semarang langsung ditunjukkan bagaimana proses pembuatan lanting singkong.

“Proses pembuatan lanting singkong dimulai dengan mengupas singkong terlebih dahulu. Kemudian dicuci, dikukus, diberi bumbu, digiling, dicetak, dijemur, digoreng, dan terakhir dikemasi,” ujar Turwati.

Dalam proses pembuatan lanting singkong terkadang masih terdapat kendala baik dari bahan maupun cuaca.

“Kalau singkongnya masih muda, pengukusan hanya memakan waktu setengah jam. Berbeda kalau singkongnya sudah tua, pengukusan bisa sampai satu jam,” ungkap Turwati.

“Selain itu, karena penjemurannya bergantung pada cahaya matahari maka ketika cuaca sedang cerah, penjemuran hanya setengah hari dan siangnya sudah bisa digoreng. Tetapi, kalau cuaca mendung atau hujan, penjemuran bisa seharian. Pagi hari berikutnya baru bisa digoreng,” tambahnya.

Jangkauan pemasaran lanting singkong milik Turwati masih belum terlalu luas, hanya daerah sekitar.

“Pemasarannya baru ke pasar, toko-toko terdekat, dan ketika ada pesanan untuk hajatan,” ungkapnya.

Produksi lanting singkong ketika Pandemi Covid-19 mengalami penurunan hingga 30% dari 1 kwintal menjadi 70 kilogram.

“Saat pandemi, produksi sedikit menurun, awalnya menghabiskan 1 kwintal singkong, kini menjadi 70 kilogram singkong,” ujarnya.

Meskipun begitu, Turwati tetap berharap produksi lanting singkong miliknya bisa berkembang untuk memenuhi kebetuhan hidup dan masa depan anaknya. [Red. KL]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *