Virus Corona (Covid-19) pertama kali muncul pada tahun 2019. Mewabahnya virus covid-19 ini tentunya berdampak pada banyak sektor, salah satunya yaitu pendidikan. Dampak covid tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat Desa Pagertoyo Dusun Krajan Pagertoya, di mana salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah atau biasa disebut dengan MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyyah) menanggung resiko yang cukup besar. Resiko tersebut berupa peniadaannya kegiatan MDA.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dusun Pagertoya berinisiatif untuk menghidupkan kembali MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyyah) yang telah lama vakum. Adanya Mahasiswa KKN UIN Walisongo yang memiliki desa pengabdian di Desa Pagertoyo merupakan suatu jawaban dan harapan dalam menjawab problema tersebut. Dengan menggandeng kelompok 4 KKN MIT-DR 13 dalam merintis ulang MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyyah) yang telah vakum, kini MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyyah) di Dusun Pagertoya kembali aktif dan mendapat respon yang positif dari anak-anak yang mengikutinya.
MDA (Madrasah Diniyyah Awaliyyah) ini juga merupakan program kerja utama dari divisi keagamaan kelompok 4 KKN MIT-DR 13. Madrasah ini diadakan setiap sore hari jam 15.00 WIB sampai 17.00 WIB di Masjid Agung al Muttaqin, Desa Pagertoya, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.
Madrasah ini dipertanggungjawabkan oleh Nurul Mardiah Siregar selaku ketua divisi keagamaan. “Semoga dengan dirintisnya kembali MDA ini dapat membuat semangat adek-adek Desa Pagertoyo semakin menggelora untuk mempelajari ilmu agama yang lebih baik dan benar”, terangnya.
Muhammad Labib sebagai Koordinator Kelompok 4 mengatakan, “Apa yang diamanahkan kepada kami ini sebenarnya sangat berat apalagi memang memulai dari nol, tetapi ganjaran dari amalan ini sungguh sangat besar dan juga menjadi amal jariyah Insya Allah. Melihat antusias anak-anak berangkat saja saya rasa itu sudah terbayar rasanya.”
”Senang sekali, dengan kembalinya madrasah ini saya dan teman-teman bisa belajar mengaji lagi seperti dulu, berangkat dengan suka rela, ngajinya juga sangat mengasyikan karena diselingi dengan cerita nabi, sholawatan, praktek wudhu dengan nyanyian, dan lain sebagainya. Mbak-mbak dan mas-masnya juga sangat sabar dan baik“, Ungkap Azzam salah satu murid MDA.