Kelompok 12 KKN RDR Angkatan 77 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan Podcast Pendidikan dan Keagamaan. Podcast yang bertajuk “Menggali Dakwah dan Peran Walisongo dalam Pendidikan Indonesia” ini dilaksanakan di gedung MWCNU Kajen secara Live Streaming YouTube melalui akun KKN RDR 77 Kelompok 12 pada Minggu, (10/10).
Pelaksanaan Podcast sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat yang berbasis digital. Podcast ini menghadirkan dua pemateri yakni Kiai Ahmad Muzaki selaku ketua MWCNU Kajen dan M. Maezun Shufa Salbaya, seorang penulis Buku Tasawuf. Acara berlangsung dengan khidmat, dipandu oleh Lim’atul Azizah sebagai salah satu anggota KKN RDR 77 Kelompok 12.
Pokok bahasan dalam podcast ini berkaitan dengan sejarah Walisongo dalam mengislamisasikan pulau Jawa dan Perannya dalam Pendidikan Indonesia. Nama Walisongo tidak hanya sebatas nama tanpa arti dan makna. Walisongo memiliki makna tersirat, yakni terdiri dari dua suku kata yaitu Wali dan Songo. Wali artinya orang-orang mulia yang berjuang menyebarkan agama Allah dan mendapatkan sebuah karomah. Songo diambil dari bahasa Arab yaitu Sanga yang berarti Agung.
“Walisongo berdakwah dengan tetap mempertahankan budaya-budaya yang ada dan justru budaya-budaya tersebut digunakan sebagai metode dalam menyebarkan dan menyampaikan agama Islam”, jelas Muzaki.
Islam termasuk agama yang santun dan rohmatan lil ‘alamin, tidak ada sedikitpun unsur kekerasan dan pemaksaan. Terutama dalam hal dakwah, seperti yang dicontohkan oleh Walisongo. Sembilan wali tersebut menyebarkan dengan cara masing-masing tanpa adanya pemaksaan. Hal itulah yang menjadikan dakwah Walisongo ini menjadi terkenal dan mudah diterima oleh masyarakat. Selain menyebarkan agama Islam, Walisongo juga sangat berperan dan berkontribusi dalam Pendidikan Indonesia.
“Beliau-beliau mendirikan padepokan atau pesantren untuk belajar dan mengaji masyarakat setempat, menulis berbagai macam buku atau kitab-kitab, mengarang berbagai macam lagu-lagu yang mengandung dakwah dan pendidikan karakter,” tambah Maezun.
Generasi muda saat ini dapat melanjutkan dakwah Walisongo dengan penggunaan media-media teknologi seperti WhatsApp, Instagram, Twitter, Facebook, Youtube untuk menghasilkan konten-konten positif. Dakwah tidak hanya melulu soal menyebarkan agama Islam saja, namun menyebarkan hal-hal positif, kebaikan, membagikan pengetahuan. Pada intinya, dakwah tidak hanya dilakukan dalam majelis, namun bisa dilakukan secara online dengan menggunakan media sosial secara bijak.
Menarik sekali kak
Menarik sekali kak
Mantab