Problematika Dakwah Di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 yang masih terjadi di saat ini seharusnya tidak menghalangi gerakan dakwah. Justru sebaliknya, ini dijadikan kesempatan bagi para dai untuk semakin kreatif dalam berdakwah.

Saat ini di indonesia dilanda krisis akibat munculnya covid-19 dan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat. Dakwah pada dasarnya adalah usaha dalam mengajak manusia ke arah proses yang lebih baik secara kolektif maupun individu agar menjadi manusia yang terbaik. Dakwah menjadi kebutuhan bagi setiap orang khususnya umat Islam. Karena dakwah menjadi kebutuhan,maka para dai menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.

Di masa pandemi sekarang ini, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan itu adalah berubahnya kegiatan yang dilakukan secara klasik menjadi kegiatan yang serba mengandalkan teknologi baik berupa media sosial maupun media online lainnya yang berbasis virtual.

Problematika dakwah di Masa Pandemi Covid-19 terdapat berbagai permasalahan dakwah telah memunculkan fakta bahwa profesional seorang da’i dalam pengertian yang luas masih dipertanyakan. Da’i sebagai agent of change harus mempunyai visi, misi yang jelas, tidak saja menyangkut wawasan Islam yang utuh tapi juga visi menyeluruh tentang problem sosial, ekonomi, politik, budaya dalam mengarahkan umat Islam kepada suatu tatanan yang lebih mapan.

Pada masa sebelum terjadi pandemi covid-19, dakwah disampaikan tanpa melalui media dan dilakukan secara langsung dengan bertatap muka antara dai dan mad’u. Oleh karena itu, perpindahan dakwah di masa pandemi sekarang ini, yang semula hanya dilakukan secara klasik, sekarang berubah menjadi serba berbasis media online. 

Dalam gerakan dakwah sebelum adanya covid-19, dakwah bisa di lakukan dalam bentuk tabligh akbar, yang mengumpukan banyak orang pada suatu tempat, tetapi dengan adanya wabah covid-19 itu, tidak bisa dilakukan, karena sangat rentan terhadap penyebaran covid-19.

Pada saat ini pemerintah telah menetapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), berbagai aktivitas sempat dihentikan dengan meliburkan kampus, sekolah mulai dari SD-SMA, konferensi, tempat hiburan, tempat ibadah, wisata dll serta melakukan lockdown dibeberapa daerah tentu hal ini belum bisa mencegah penyebaran virus secara maksimal.

Solusi problematika dakwah ditengah pandemi covid 19 diatas yaitu sudah saatnya para pendakwah bisa melakukan bimbingan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan menyadari bagaimana mengoptimalkan dakwah virtual melalui media teknologi informasi dan komunikasi ditengah pandemi ini. 

Fakta diatas tentu menjadi sangat menarik, sangat sayang jika tidak di manfaatkan sebaik mungkin oleh para da’i. Sudah saatnya internet dijadikan arena untuk menyebarkan konten-konten Islam yang edukatif dengan benar, baik melalui laman website, instans messaging, maupun media sosial. 

Hal ini menjadi sangat penting agar media-media tersebut tidak diisi dengan konten negatif. Jadi, dakwah Islam harus mengambil peluang terbaik ditengah pandemi virus Covid-19. Sebab dalam keadaan kalut sebagaimana yang terjadi sekarang, dakwah memiliki peran penting untuk menghimbau masyarakat supaya mengambil langkah yang bijak dalam menghadapi dan menghindari penyebaran wabah itu sendiri.

Sementara peluang dakwah Islam yang dapat diambil tentu variatif dan salah satu alternatif yang mungkin adalah memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menja diperantara dakwah ditengah pembatasan akses interaksi yang terjadi saa tini. Hingga dakwah Islam terus mewarnai, membimbing, dan memberi solusi walaupun wabah Covid 19 memberi hambatan dan tantangan bagi gerakan dakwah Islam itu sendiri.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *