Kini, bisnis di bidang kreativitas mendapatkan antusiasme oleh masyarakat. Mengingat tanpa kreativitas tidak akan tercipta sebuah pembaharuan dalam suatu sektor tertentu. terdapat kompetisi antara sektor mikro kecil dan sektor tengah yang dirasa cukup ketat, sehingga persaingan bisnis tersebut mendorong para pelaku usaha untuk lebih kreatif demi meningkatkan perekonomian. Disamping itu, kualitas pelayanan juga harus mendukung dan memiliki daya tarik dalam suatu bisnis sehingga dapat terkenal luas di masyarakat. Kreativitas merupakan salah satu faktor adanya pengembangan ekonomi kreatif (Creative Economy Development).
Creative Economy Development merupakan proses penciptaan, kegiatan produksi dan distribusi barang serta jasa, yang dalam prosesnya membutuhkan kreativitas dan kemampuan intelektual. Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia cukup pesat. Hal ini dilihat dari tingkat pertumbuhan PDB ekonomi kreatif pada 2019 mencapai 5,10 persen. Presentase kontribusi perekonomian Indonesia dimana ekonomi kreatif menempati kontribusi presentase sebanyak 11% dan menunjukan posisi kontribusi ke empat setelah pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, jasa – jasa. Kotribusi perkonomian selanjutnya pengangkutan dan komunikasi, listrik, gas dan air bersih, industri pengolahan, jasa perusahaan dan keuangan, dan yang terakhir adalah pertambangan dan penggalian
Ekonomi kreatif di Indonesia mulai dikembangkan pada 2006. Saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi perintah untuk mengembangkan konsep ekonomi kreatif. Salah satu bentuk realisasinya ialah dengan mendirikan Indonesian Design Power oleh Departemen Perdagangan. Tujuan utama pendirian Indonesian Design Power adalah untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Perkembangan konsep ekonomi ini masih terus berlanjut hingga Presiden Joko Widodo mendirikan BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) pada 2015. Salah satu contoh pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia adalah industri kuliner yang akan terus berkembang. Industri ini membutuhkan banyak inovasi, misalnya dari segi penggunaan bahan ataupun lainnya.
Salah satu destinasi kuliner di Jawa Tengah yang sedang menerapkan Creative Economy Development bermodelkan kompetisi adalah Kampung Jawi. Dimana Kampung Jawi merupakan destinasi kuliner sekaligus pariwisata yang menyuguhkan budaya, kesenian, dan rupa tradisional jawa. Kampung Jawi adalah perkampungan kecil di pelosok Kota Semarang yang sekarang ini berkembang menjadi kampung tematik yang berbasis potensi budaya dan kuliner lokal. Asal Kampung Jawi dibentuk atas keresahan masyarakat dengan kondisi generasi muda saat ini. Banyak diantara anak muda sekarang yang tidak mengenal dan mencintai budaya Jawa. Padahal, budaya Jawa merupakan budaya warisan dari nenek moyang yang sudah ada sejak dahulu. Potensi yang ada di Kampung Jawi yaitu memiliki angkringan dengan nuansa yang berbeda, dengan adanya angkringan dengan nuansa yang berbeda dari lainnya membuat banyak konsumen yang mendatangi Kampung Jawi.
Kampung Jawi memiliki potensi Ekonomi Kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Beberapa Komponen Ekonomi Kreatif yang terdapat di Kampung Jawi adalah adannya bangunan warung – warung di angkringan Kampung jawi yang berarsitektur tradisonal yaitu yang terbuat dari daun-daun kering dan bambu serta kayu-kayu untuk meja dan kursinya. Komponen selanjutnya yaitu di Kampung Jawi terdapat seni pertunjukan yang ada di setiap malam hari yaitu live musik campur sari dan musik keroncong. Hal tersebut dimainkan oleh beberapa orang asli masyrakat sekitar dan beberapa lagi ada yang dari luar. Sistem yang digunakan Kampung Jawi ini yaitu dengan menyediakan tempat saja sedangkan apabila teman atau kerabat dari luar bisa mengisi pertunjukan live music di Kampung Jawi. tidak ada biaya sewa, karena Kampung Jawi hanya memfasilitasi hasil live musik atau yang biasa disebut “ngamen”. Hasil yang didapat sepenuhnya milik pengisi acara tersebut. sedangkan di hari tertentu wisatawan dapat menyaksikan pertunjukan Jathilan, Rebana dan pertunjukan seni lainnya. Komponen yang ketiga terdapat pasar Barang seni yang sampai sekarang ini masih berjalan dan masih banyak dikunjungi wisatawan yaitu Angkringan Kampung Jawi dengan menjual berbagai macam produk makanan dan minuman tradisional, Wisatawan juga dapat membeli kerajinan yang ada baik barang maupun pangan. Selain itu wisatawan juga dapat bermain interaktif selayaknya permainan jaman dulu. harga makanan dan minuman menggunakan sistem pembayaran kepeng yang dimana 1 kepeng bernilai Rp 3.000. Rata – rata makanan dan minuman dipatok dengan seharga 1 – 4 Kepeng atau jika dirupiahkan kisaran Rp. 3.000 – Rp. 12.000.
Adanya Kampung Jawi ini, menjadikan masyarakat tidak perlu khawatir akan pendapatan dari pekerjaan utamanya sebagai buruh, tidak perlu menunggu tanggal muda untuk mendapatkan gaji. Masyarakat menjual makanan dan minuman di angkringan setiap malam sudah lebih dari cukup untuk tambahan pendapatan masyarakat di Kampung Jawi.