Pandemi bukan alasan keberlangsungan belajar Al-Qur’an terhenti. Pandemi Covid-19 telah melanda beberapa negara dua tahun belakangan ini, sejak awal tahun 2020 di Tiongkok, kemudian menyebar ke Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu dan masih menyelimuti Indonesia hingga saat ini.
Tidak sedikit penduduk beberapa negara mengalami dampak adanya pandemi, terutama Indonesia baik dari segala usia; tua, muda, dan bahkan anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Kerja di rumahkan, Sekolah di liburkan dan segala kegiatan yang dilakukan secara tatap muka menjadi terbatas dan serba diminimalisir.
Meski pandemi ini terus berlangsung, pendidikan harus tetap berjalan dan tidak boleh terhenti. Baik pendidikan umum ataupun pendidikan agama atau mengaji Al-Qur’an, seperti halnya yang dilakukan oleh Hafidzul Ulum warga Pengilon II Ngaliyan yang bekerja sebagai Staff di salah satu universitas di Semarang, pandemi tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mengajarkan kebaikan dan mengajari anak-anak sekitar rumahnya untuk belajar Al-Qur’an.
“Awal pandemi sempat diliburkan, namun setelah kasus pandemi sedikit lenggang ngaji saya aktifkan kembali lantaran saya merasa kasihan pada anak-anak yang tidak bisa belajar di sekolah atau di tempat mengaji”, tuturnya. (Kamis, 18/11/2021).
Meski telah diaktifkan kembali belajar mengajar Al-qur’an, anak-anak dihimbau untuk tetap mematuhi 5M guna meminimalisir penyebaran covid-19.
Kegiatan itu disambut baik oleh orang tua serta peserta didik, seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu murid didik rumah Tahfidzul Ulum, “Lebih suka ngaji dari pada libur” jawab Atala.
Kegiatan ini berjalan baik, dan berlangsung hingga saat ini, dengan besar harapan anak-anak dapat mendapatkan pendidikan yang maksimal, karena sebagai penerus bangsa semua harus disiapkan dengan matang, “Masa depan bangsa tergantung pada anak mudanya”. (Sabtu, 20/11/21)