Kunjungan ke sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pembuatan getuk, yang berada di Dusun Jambe, Desa Candigaron, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang Sabtu (30/10/2021).
Mahasiswa KKN UIN Walisongo datang mengunjungi tempat tersebut untuk menggali informasi tentang bagaimana cara pembuatan gethuk, penjualan gethuk, serta bagaimana suka dan duka saat membangun usaha.
Usaha yang dirintis oleh Bapak Wahyono ini sudah dirintisnya sejak tahun 2010. Hal yang melatarbelakangi untuk mendirikan usaha ini yaitu karena beliau mempunyai pemikiran bahwa tidak mungkin kalau kerja serabutan terus menerus yang diajak oleh rekannya. Meskipun beliau meladang hal ini tidak mampu untuk mencukupi kebutuhannya. Untuk itu, dengan memutar otak beliau mengalihkan pekerjaaannya yang awalnya meladang dan bekerja serabutan kini hanya meladang dan juga memproduksi gethuk sendiri.
Bapak Wahyono, menjelaskan bagaimana proses pembuaan getuk. Mulai dari pemilihan ketela pohon atau singkong, pengupasan, pengukusan, penggilingan, pencetakan, pengisian, dan penggorengan getuk. Meskipun di dalam dusunnya terdapat banyak masyarakat yang memproduksi gethuk akan tetapi jumlah yang di produksinya tidak sebanding dengan yang di produksi oleh Bapak Wahyono meskipun dalam segi penjualannya dalam satu daerah yaitu Bandungan.
“Usaha ini sudah lama, kira-kira sudah 10 tahun bersama istri dan anak. Kita dalam satu hari bisa membuat sekitar 30 kg. Nantinya kita jual di daerah Bandungan”, paparnya.
Gethuk tersebut dapat bertahan hanya dua hari jika berada di suhu ruangan dan jika disimpan di freezer bisa bertahan kurang lebih seminggu. Karena tanpa adanya bahan pengawet, maka beliau tidak membungkusinya untuk frozen food selain itu menurut beliau hal itu juga repot.
Untuk harga yang ditawarkan dalam penjualannya Bapak Wahyono mengatakan bahwa beliau menjual gethuk dengan Rp. 1000,-/biji. Meskipun proses pembuatan yang sangat panjang dan melelahkan namun beliau mempunyai prinsip bahwa yang penting orang lain bisa menikmatinya tanpa harus membayar lebih mahal.
Hingga saat ini, meskipun pandemi penjualannya masih stabil karena makanan ini mampu menjadikan cemilan disaat perut kosong dan sehat untuk dikonsumsi siapa saja karena tanpa adanya bahan pengawet.