Penyakit Virus Corona (Corona Virus Disease/Covid-19) adalah jenis baru dari corona virus yang dapat menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga dapat menyebabkan kematian. Melihat situasi penyebaran yang masif, tepat pada tanggal 11 Maret 2020, organisasi kesehatan dunia (WHO) secara resmi menetapkan coronavirus disease (Covid-19) bukan lagi sebagai wabah atau epidemi yang bersifat lokal, melainkan sudah menjadi pandemi (penyebaran wabah yang berskala global dengan transmisi lokal). (Placeholder2)(Parepare, 2021) (Farah, 2020) (Sumantyo, 2020)
Berbagai permasalahan yang terjadi akibat Covid-19,saat ini memang telah menunjukkan gejala yang serius, mengingat efek yang ditimbulkan telah merubah banyak pola kehidupan dalam berbagai bidang seperti: ekonomi, perdagangan, pariwisata, pendidikan, komunikasi, interaksi, dsb. Salah satu yang patut disoroti adalah dalam bidang pendidikan, dimana telah nampak terjadi perubahan secara mendasar. Faktanya permasalahan tersebut telah mengubah lahirnya kebijakan tentang perubahan gaya belajar dari metode lama yang biasanya dilakukan sehari-hari, saat ini para siswa dan mahasiswa diwajibkan untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi maupun platform berbasis online, sehingga intensitas untuk bertemu dan bertatap muka menjadi nihil. Melalui surat Edaran oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi No.1 Tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi, telah direalisasikan kebijakan baru yang menuntut dan menyarankan kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk memulai pembelajaran jarak jauh, atau dalam arti lain adalah para mahasiswa diharuskan untuk melakukan perkuliahan di rumah masing-masing.
Lantas, bagaimana dalam dunia pendidikan di Indonesia, tidak semua dosen dan mahasiswa siap dan mampu mengoperasikan teknologi sistem pembelajaran online dengan baik dan cepat, termasuk juga mempersiapkan bahan perkuliahan secara digital.
Terlepas dari ketidaksiapan atau kegagapan bidang teknologi, ternyata ada hal lain yang menjadi masalah adalah kurangnya sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki oleh setiap pihak. Banyak dosen dan juga mahasiswa tidak bisa memenuhi fasilitas teknologi ini, jangankan untuk memenuhi bagian ini, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari juga masih kesulitan. Dan masalah ini, kerap dirasakan oleh masyarakat kita yang berada di perekonomian dari menengah hingga bawah. Sebagai contoh, adanya kuliah daring mengharuskan mahasiswa memiliki laptop dan juga handphone. Namun masih ada di daerah mahasiswa yang tidak memiliki laptop tetapi memiliki handphone, maka mahasiswa yang tidak memiliki laptop akan kesulitan dan warung internet di berbagai daerah saat ini pasti tutup akibat adanya kebijakan PSSB, tidak hanya merasakan kesulitan, mungkin saja mahasiswa tersebut bisa berhenti kuliah atau sekolah. Masalah lain yang ikut menjadi dampak pembelajaran online ini adalah jaringan internet dan biaya data internet untuk online(e-learning). Menurut Dr Gerald menjelaskan bawah pandemi corona ini diprediksi masih berlangsung lama di semua kampus.Menurutnya, prediksi banyak pakar kesehatan, kemungkinan karena vaksin pada umumnya membutuhkan minimal 4 tahun untuk ditemukan, bahkan virus HIV sampai hari ini sejak ditemukan pada tahun 1980, juga masih belum ditemukan vaksinnya. Mahasiswa harus siap mengikuti pembelajaran daring sebagai tuntutan perkembangan zaman seperti Revolusi Industri 4.0. Banyak ahli yang memprediksi pembelajaran online akanterus berjalan paling cepat akhir 2021dan kampus akan tutup minimal Maret/April 2021.
Pola kegiatan dan pembelajaran mahasiswa saat ini seluruhnya beralih dengan menggunakan metode online, atau istilah lainnya adalah e-learning. Lebih spesifiknya adalah, bagi seluruh sekolah maupun perguruan tinggi diwajibkan untuk tidak melakukan pola belajar lama (tatap muka), serta menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh melalui perantara platform/aplikasi pendukung.
Pemanfaatan teknologi sebagai sarana penunjang untuk kebutuhan belajar online (virtual) maka telah menciptakan sisi efektivitas dari segi efisiensi waktu, jarak, dan tempat. Di sisi lain, ada pula dampak yang kurang baik dari adanya pembelajaran online seperti kecenderungan mahasiswa yang malah konsumtif terhadap akses internet. Sehingga dikhawatirkan akan terbentuk semacam permasalahan baru, dimana model interaksi dan komunikasi antara mahasiswa menjadi kurang begitu intens. Pola Kehidupan Mahasiswa yang biasanya berkutat dan sibuk di dalam kampus, pada akhirnya menjadi lebih fleksibel karena banyaknya waktu luang. Namun dalam sudut pandang yang lain, sebagian orang juga mengkhawatirkan hal ini dikarenakan mahasiswa menjadi acuh dengan kondisi sosial. Sebagian orang memberikan gambaran, tentang Mahasiswa yang sebenarnya memiliki potensi untuk mengembangkan pola kegiatan diluar perkuliahan normal. Mahasiwa dapat memiliki kecenderungan untuk melakukan kegiatan sosial dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok.
Dampak yang disebabkan oleh adanya wabah Global pandemi Covid-19 telah secara nyata memberikan perubahan pola pada sistem pembelajaran antara dosen dan mahasiswa di Indonesia. Seakan telah memasuki era baru, adanya sistem pembelajaran online memang menjadi solusi tunggal untuk tetap memeprtahankan eksistensi pendidikan di tengah datangnya permasalahan.
Namun dibalik semua itu terdapat hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dalam proses pendidikan di Indonesia serta upaya untuk mencerdaskan bangsa adalah tetap berjalan dengan baik dan harapan kemajuan bangsa melalui pendidikan tetap menjadi prioritas pemerintah RI dalam mengemban tanggung jawab bangsa dan negara. Bekerjadari rumah (WFH) dan Belajar dari rumah (LFH), tidakberkumpul dan menjaga jarak adalah dianggap cara yangterbaik untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 ini khususnya di bidang pendidikan.
Penutupan sementara lembaga pendidikan adalah sebagai upaya menahan laju penyebaran virus covid-19 diseluruh dunia yang berdampak pada jutaan pelajar dan mahasiswa, termasuk di Indonesia yang berdampak pada psikologis anak didik dan menurunnya kualitas keterampilan dan daya pikir mahasiswa. Beban itu merupakan tanggung jawab semua elemen pendidikan,khususnya negara dalam memfasilitasi kelangsungan kampus atau sekolah bagi semua pemangku pendidikan guna melakukan pembelajaran jarak jauh.
Daftar Pustaka:
Farah, B. d. (2020). Analisis Perubahan Orientasi Pola Hidup Mahasiswa Pasca Berakhirnya Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Noken : Ilmu-ilmu Sosial 5 (2), 23-26.
Parepare, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah. (2021). Optimisme Menghadapi Tantangan Pandemi covid-19. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.
Sumantyo, F. D. (2020). Pendidikan Tinggi di Masa dan Pasca Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah (1), 81-92.