Menumbuhkan Sifat Sosial Anak dengan Bermain Permainan Tradisional

Sifat sosial merupakan sifat yang penting dimiliki untuk hidup bermasyarakat yang pada dasarnya dimiliki sejak lahir. Harlock (2003) menjelaskan bahwa perilaku sosial menunjukkan kemampuan
untuk menjadi orang yang bermasyarakat.

Usia anak-anak adalah usia dimana anak sedang tumbuh kembang selain dari segi fisiologis juga segi psikologis. Permainan tradisional merupakan permainan yang sudah ada dari dulu dan merakyat.

Pandemi Corona yang dimulai pada paruh pertama 2020 di Indonesia telah menyebabkan hubungan sosial berkurang. Pandemi menuntut kita untuk menjaga hubungan dengan kondisi virtual. Anak-anak juga terkena dampak yang besar. Anak-anak biasanya akan sekolah dan bermain bersama karena sifat mereka yang suka bermain. Saat pandemi, mereka dipaksa untuk tetap dirumah dan tidak bertemu teman-teman mereka. Bermain dengan teman-teman digantikan dengan game smartphone untuk menghilangkan kebosanan. Game smartphone membuat anak kecanduan.

Setelah pandemi mereda, aturan dirumah saja telah dilonggarkan. Anak-anak akan menyesuaikan diri lagi terhadap kondisi. Anak-anak sudah mulai kembali sekolah dan diperbolehkan keluar rumah. Anak-anak yang sudah kecanduan game smartphone juga mulai dibatasi lagi penggunaan smartphone. Maka dari itu menumbuhkan sikap anak-anak terhadap sesama sangat dibutuhkan.

Permainan tradisional merupakan salah satu media yang interaktif untuk menumbuhkan sikap sosial. Permainan tradisional menuntut untuk melakukan interaksi antar sesama dan akan ada komunikasi diantara mereka.

Permainan tradisional diantaranya engklak, gobak sodor, cublak-cublak suweng, dan lainnya. Melakukan permainan tradisional juga termasuk melestarikan budaya bangsa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *