Jihad Para Remaja di Masa Sekarang

Jihat merupak kata dari bahasa Arab, bentuk dari isim masdar dan fi’il jahada, yang berarti kemampuan. Di dalam tafsir Al Misbah Qurais Syihab menerangkan, bahwa jihad mempunyai aneka makna. Diantaranya upaya, kesungguhan, keletihan, kesulitan, penyakit, kegelisahan, dan lain-lain. Maknanya akan bermuara kepada mencurahkan seluruh kemampuan dan menanggung pengorbanan. Sedangkan dalam kamus umum bahasa Indonesia, jihad adalah perang suci, memerangi orang kafir untuk mempertahankan agama Islam, ataupun usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan.

Secara istilah, menurut Majid Kaddhuri, jihad adalah usaha seseorang yang mempergunakan tenaganya dengan menempuh jalan yang ditunjukkan Allah, yaitu menyebarkan kepercayaan kepada Allah dan berusaha supaya kata Allah menjadi satu-satunya kata yang ada di dunia. Jadi, bisa di tarik kesimpulan bahwasannya jihad itu merupakan usaha seseorang demi apa yang seseorang inginkan dengan cara usaha dalam menempuh rintangan yang mereka lalui dari berbagi macam cobaan. Lalu, bagaimana jihad yang bisa dilakukan generasi modern ini? apakah jihad identik dengan peperangan atau ada cara lain?.

Jihad tidaklah selamanya berperang melawan orang-orang kafir, jihad juga bisa dilakukan dengan cara-cara berikut, diantaranya yaitu: Pertama, jihadun nafsi yang berarti mengendalikan jiwa, jihad ini di lakukan dengan cara membentuk, membersihkan, dan memperbaiki seseorang. Kedua, jihad dakwah, jihad ini dilakukan dengan cara mempelajari islam, lalu mengajarkannya pada orang lain, menjelaskan dan menyebarluasakannya kepada umat. Ketiga, jihad dengan cara bersabar atas segala resiko yang muncul, serta bersabar dalam segala penderitaan, dan dihiasi dengan sifat pemaaf dan lemah lembut, tidak membalas dendam, tidak menghunuskan senjata dan tidak memerangi musuh.

Karena itu jihad bisa dilakukan pada waktu dan kondisi tertentu. Jika waktu dan kondisinya menurut kaum muslim berperang karena ada serangan dari musuh, maka jihat seperti itu di wajibkan. Namun apabila kondisi kaum muslim dalam keadaan damai, maka medan jihat yang sangat luas adalah dengan mewujudkan kebaikan seperti melakukan dakwah, mengajar pendidikan atau mencari ilmu dan masih banyak lagi yang mungkin bisa dilakukan dalam berjihat. Seandainya jika jihad di makanai dengan makna “perang” atau “bunuh” saja, maka haltersebut tidaklah tepat.

Bagi mahasiswa jihad bisa dilakukan dengan cara mendirikan gerakan-gerakan untuk mahasiswa. Gerakan mahasiswa ini muncul karena di Indonesia belum ada organi mahasiswa yang memiliki cita-cita untuk mengedepankan ideologi islam dan menjadikan islam sebagi solusi permasalahan yang dihadapinya. Selama ini yang ada hanya gerakan-gerakan yang fokus pada kemasyarakatan, politik, dan perjuangan-perjuangan lainnya dengan mengesampingkan ideologi islam dan gerakan tersebut diberi nama GEMA (gerakan mahasiswa) yang di usulkan oleh beberapa mahasiswa Indonesia.

Mahasiswa juga harus memiliki kemampuan berpendapat, karena mahasiswa dipandang sebagai pribadi yang memiliki kecerdasan. Akan tetapi, kecerdasan itu akan sia-sia jika tidak di imbangi dengan kemampuan mengkomunisasikan kepada orang lain sewaktu yang bersangkutan mampu mengelaborasi masalah yang di hadapi. Yang di maksud dengan memiliki kecerdasan yaitu ketika seseorang mampu menghadapi permasalahan dengan berkomunikasi terhadp orang lain. Selain itu berpendapat tidak hanya di kalangan mahasiswa tetapi juga dalam dunia keja juga ada.

Terkadang mahasiswa juga harus berhati-hati, karena korban keganasan teroris juga terjadi kepada remaja-remaja yang berpendidikan tinggi. Orang-orang berpendidikan inilah yang memiliki kepedulian tinggi untuk kehidupan generasi mendatang, karenanya mereka cenderung rela melakukan apa saja demi memastikan kehidupan generasi mendatang berjalan lebih baik. Salah satu contoh ekstrimnya adalah kesediaan orang-orang berpendidikan ini untuk bergabung dengan kelompok teroris, termasuk menjadi pelaku bom bunuh diri. Mereka mengira apa yang mereka perjuangkan saat ini adalah untuk kebaikan generasi mendatang.

Inilah biasanya yang di manfaatkan oleh orang-orang yang radikal. Keradikalan mereka menyebabkn orang yang tidak bersalah menjadi korban keganasan mereka. Dari sini mahasiswa perlu memperdalam tentang ilmu moderasi beragama agar mereka tidak menjadi orang-orang yang radikal di masa mendatangan. Yang perlu di perhatikan sebagai mahasiswa berjihat tidak perlu mengorbankan nyawa, karena nyawa kita itu titipan Allah swt. Kita harus menjaga sebaik-baik mungkin apa yang diberikan oleh Allah swt kepada kita. Itu termasuk syukur kita kepadanya.

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *