Perternakan ruminansia merupakan sektor perternakan yang esensial untuk memenuhi asupan protein hewani. Ternak ruminansia digolongkan menjadi dua yakni, kelompok ternak ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak ruminansia kecil yaitu kambing dan domba. Jenis perternakan ruminansia memiliki potensi ekonomi yang besar, selain dijual untuk asupan sumber protein, pertenakan ruminansia dapat dijual pada saat hari raya idul adha sebagai hewan Qurban.
Pakan ternak ruminansia terbagi menjadi dua jenis yakni, bahan pakan hijau (limbah pertanian) dan bahan pakan konsentrat. Bahan pakan hijau memiliki serat kasar dan sulit dicerna sedangkan bahan pakan konsentrat memiliki kandungan serat yang halus dan mudah dicerna seperti: jagung, bungkil kedelai, dedak, tepung ikan dan lain-lain. Bahan pakan hijau yang diberikan untuk ternak ruminansia yakni jerami jagung, jerami padi, dan daun singkong. Pakan hijau merupakan pakan utama ternak ruminansia. Komposisinya mencapai 73,8-94 % dari total penggunaan pakan konsentrat.
Limbah yang digunakan sebagai bahan pakan selalu dikaitkan dengan harga murah dan kualitasnya rendah, sebelum digunakan sebagai pakan ternak, harus ada faktor yang di perhatikan seperti kandungan gizi, ketersediaan, ada tidaknya kandungan razun/zat anti nutrisi dan peru tidaknya diolah sebelum digunakan. Salah satu jenis limbah pertanian yang bisa digunakan sebagai bahan pakan alternatif yaitu limbah tanaman jagung yang meliputi jaerami jagung, janggel jagung dan tumpi jagung. Besaranya produksi limbah tanaman jagung tergantung dari panen yang dihasilkan selama 1 tahun, sehingga hal ini, dapat menunjang para peternak dalam menyediakan pakan hijau selama musim kemarau.
Tanaman jagung banyak tersebar di Indonesia. Jagung (zea mays) adalah tanaman biji-bijian yang berasal dari keluarga rumput-rumputan dan merupakan tanaman semusim dengan siklus hidup 80-150 hari. Jagung dapat manfaatkan sebagai minyak, pakan ternak, tepung atau meizena dan bahan baku industri. Kebutuhan akan permintaan jagung diIndonesia semakin meningkat. Terjadinya peningkatan produksi dan konsumsi jagung di masyarakat dapat menimbulkan banyak limbah. Banyaknya limbah jagung berasal dari hasil samping limbah pertanian. Jagung banyak digunakan di bidang peternakan sebagai pakan unggas dan limbahnya sebagai pakan ruminansia. Limbah tongkol jagung mengandung selulosa (40-60%), hemiselulosa (20-30%), dan lignin (15-30%), limbah jagung berupa jerami maupun tongkol jagung dapat manfaatkan sebagai bahan pangan ternak alternatif, sumber energi, dan sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme.
- Limbah tanaman jagung diolah menggunakan teknologi pengolahan pakan ternak. Teknologi tersebut dapat membuat limbah jagung menjadi bahan pakan yang berkualitas dan bisa di simpan dalam jangka waktu lama. Teknologi pakan yang dapat di gunakan antara lain seperti, Hay, Silase, Fermentasi dan Amofer. Limbah yang awalnya terlihat tidak berharga dan tidak memiliki nilai ekonomi, dengan sedikit ide dan keterampilan dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Seperli limbah jagung, yang diberi perlakuan khusus dapat menambah nilai gizi, sapat meningkatkan pertumbuhan berat ternak ruminansia dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.