Dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Masa Pandemi Bagi Siswa

Di akhir tahun 2019, telah ditemukan novel coronavirus (COVID-19) di Wuhan, China. Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global karena penyebarannya yang sangat cepat. COVID-19 dapat menyebabkan demam, pilek, batuk, hingga gangguan pernapasan yang serius. Hampir seluruh negara terkena dampak dari pandemi COVID-19, termasuk Indonesia.

Pada 1 April 2020, jumlah kasus terkonfirmsi COVID-19 di Indonesia telah mencapai lebih dari 1.500 kasus. Badan Naional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana akibat pandemi COVID-19 hingga Mei 2020. Akan tetapi, hingga akhir tahun 2021 pandemi COVID-19 tidak kunjung hilang dari Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menginstruksikan sekolah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran daring sejak 17 Maret 2020 untuk daerah terdampak COVID-19. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Berdasarkan Undang-Undang Perguruan Tinggi nomer 12 tahun 2012, pasal 31 tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) menjelaskan bahwa PJJ merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Dalam pelaksanaan PJJ, pendidik dan peserta didik melangsungkan proses belajar mengajar secara terpisah. Peserta didik tidak melakukan proses pembelajaran di sekolah, akan tetapi mereka melakukannya dari rumah masing-masing. Untuk mendukung kegiatan PJJ tersebut, sekolah menggunakan berbagai aplikasi berbasis web sebagai media pembelajaran seperti Google Classroom, Google Meet, Zoom, Whatsapp dan lain-lain. Di balik pelaksanaan PJJ tersebut, tentu terdapat dampak negatif maupun positif bagi peserta didik atau anak.

Dampak negatif adanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di antaranya adalah:

1. Ancaman putus sekolah

2. Penurunan capaian belajar

3. Anak berpotensi menjadi korban kekerasan rumah tangga

4. Anak kurang bersosialisasi

Selain dampak negatif, tentu terdapat dampak positif dari Pembelajaran Jarah Jauh (PJJ) yang diadakan di tengah pandemi ini. Beberapa dampak positif diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah:

1. Anak memiliki banyak waktu di rumah bersama keluarga

2. Metode belajar yang lebih variatif

3. Anak peka dan beradaptasi dengan perubahan

4. Mau atau tidak, anak pasti harus mengeksplorasi teknologi

Kita semua berharap semoga COVID-19 cepat berakhir sehingga pembelajaran di sekolah dapat dilaksanakan secara normal seperti keadaan sebelum terjadinya pandemi COVID-19

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *